Mata Kuliah yang mempelajari teknis dari berkomunikasi yaitu proses interaksi dengan media bahasa. Keterampilan berkomunikasi dengan menyampaikan ide yang efektif, melalui kata-kata yang terucap, dengan visual gambar, penulisan serta bahasa tubuh agar tidak terjadi missunderstanding dan pesan tersampaikan.
Kritik untuk mata kuliah Teknik Komunikasi
Pengajaran dari tim dosen sudah jelas, dapat menginspirasi, tugas-tugasnya banyak tapi menyenangkan. Pelajaran santai mudah dimengerti hal-hal pentingnya.
Saran untuk mata kuliah Teknik Komunikasi
Lebih banyak praktik cara-cara berkomunikasi yang baik dan benar.
Mahasiswa lebih dipantau progress kemajuan teknik komunikasinya.
Lebih inovatif, dan menyenangkan.
Senin, 25 Juni 2012
VISIT JATENG 2013
Visit Jateng 2013 merupakan program Pemerintah dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Program ini dicanangkan pada tahun 2013 sebagai ajang promosi dan mengenalkan kebudayaan Jawa Tengah kepada publik di Indonesia maupun mancanegara. Objek wisata di Jawa Tengah memang masih dalam perkembangan dan pembangunan namun hal tersebut tidak menghalangi niat pemerintah Jawa Tengah untuk menjadikan propinsi ini maju dalam sektor pariwisata. Selain pengembangan pariwisata, Pemerintah juga berharap agar dengan program Visit Jateng 2013 ini dapat menggerakan sektor ekonomi, sosial dan melestarikan budaya Jawa Tengah.
Dalam tugas besar mata kuliah Teknik Komunikasi kelompok 6 kelas A mengambil tema ini sebagai acuan dalam pembuatan film. Tempat-tempat yang dijadikan syuting film ini adalah kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah. Objek-objek wisata di kota Semarang adalah sebagai berikut :
Sam Poo Kong Lawang Sewu
Kawasan Kota Lama Taman Maerokoco
Dengan demikian Kami berharap agar objek wisata di Jawa Tengah dan kota Semarang khususnya menjadi lebih baik dan berkembang seiring dengan majunya pembangunan yang ada di Indonesia.
Senin, 18 Juni 2012
When We Made Big Assignment of Communication Technique
Berawal dari tugas besar mata kuliah Teknik Komunikasi kelompok 6 terdiri dari saya Ilman Naafi'aa, Jurike Winarendri, Clara Aprillia, Febrina Sri Arta, Tia Adelia, Siti Handayani, Maulana Felic Vidie, Muharar Ramadhan, dan Hendy Viandra Reza kami diberi tugas untuk membuat film dan leafletnya, poster, blog, dan laporan dengan Tema visit Jateng. Karena waktu yang tersedia hanya sedikit kami bagi jobdesk dan tanggungjawab atas pekerjaannya masing-masing. Saya Ilman Naafi'aa sebagai produser, menyiapkan properti ketika syuting, sempat menjadi asisten sutradara, mengkoordinasi teman kelompok dalam jobdesk, ikut menjadi pemeran figuran sebagai pengusaha makanan, selain itu untuk tugas poster dan laporan kami juga bagi jobdesk saya mendapat bagian finishing poster, edit dan finishing laporan.
Produser dan Asisten Sutradara
Latihan Script sebelum adegan penjual lumpia
Dan Alhamdulillah akhirnya film kami selessai juga dengan judul "Kejar Semarang" membuat film memang menyenangkan, kami selalu menganggap semua tugas Teknik Komunikasi itu refreshing dari tugas lainnya.
Selasa, 12 Juni 2012
My poster
Ide dari poster ini adalah memberi pandangan kepada masyarakat Indonesia agar lebih mencintai dan melestarikan budaya Indonesia, karena di Indonesia memiliki budaya yang sangat banyak yang digambarkan dengan foto-foto keragam budaya Indonesia.
Pada icon Indonesia know it, love it mengajak masyarakat agar mengetahui dan mencintai budaya Indonesia. Jika bukan kita yang melestarikannya siapa lagi. Apalagi budaya Indonesia semakin mengglobal, warga asing pun tertarik untuk belajar budaya kita, jika mereka lebih bisa dari kita harusnya kita malu.
PENGGUNAAN BAHASA GAUL YANG MENYALAHI PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
PENGGUNAAN
BAHASA GAUL YANG MENYALAHI PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
Ilman
Naafi’aa
21040111130085
A. Pendahuluan
Bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan atau bahasa nasional Indonesia sebagaimana tercantum
pada isi Sumpah Pemuda yang ketiga yaitu “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia” yang mempunyai makna bahasa
pemersatu untuk berkomunikasi seluruh masyarakat Indonesia karena masyarakat di
Indonesia adalah heterogen yang terdiri dari suku-suku dan mempunyai bahasa
yang berbeda-beda contohnya bahasa Melayu, bahasa Padang, bahasa Kutai, bahasa Sunda,
bahasa Jawa, bahasa Bali dan lain sebagainya, bahkan di dalam satu kabupaten
setiap kecamatannya mempunyai logat yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia inilah
sebagai bahasa yang dapat dipahami oleh semua daerah dan suku di Indonesia.
Tetapi
bahasa Indonesia pada jaman modern ini sudah dicemari oleh bahasa gaul yang
sering digunakan oleh remaja masa kini, bahasa gaul ini merupakan bahasa yang
tidak baku dan banyak menggunakan kosakata baru yang tidak terdapat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
“Bahasa gaul
sudah muncul sejak awal 70-an. Awalnya digunakan para “bromocorah” agar orang
diluar komunitas mereka tidak mengerti, jadi mereka tidak perlu
sembunyi-sembunyi jika membicarakan hal yang negatif. Lama kelamaan kebiasaan
itu mulai ditiru oleh anak-anak remaja usia belasan tahun, bahkan menjadi
semakin bervariatif kosakatanya.” (http://bahasakita. com/2009)
Misalnya gue
yang berarti saya, caem yang berarti
bagus dan masih banyak lainnya. Banyak
juga pencampuran antara bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Dan
akhirnya pun bahasa tidak baku atau yang dianggap gaul sudah menjadi kebiasaan
bagi remaja saat ini, bahkan jika digunakan setiap hari mereka akan terbiasa
menggunakannya dalam kegiatan formal sekalipun.
Bukan hanya pelafalan bahasa gaul yang menjadi kebiasaan namun juga
tulisan yang sering disebut dengan bahasa Alay
yang menggunakan huruf besar ditengah kata dan penggantian huruf dari s ke c
dan g ke k misalnya pusing menjadi pUciNk.
Jika bahasa
gaul terus mengalami kemajuan dan mengalahkan bahasa baku sesuai EYD maka
bagaimana nasib bahasa persatuan Indonesia, apakah penerus generasi muda yang
akan menjadi pemerintah Indonesia akan memberlakukan bahasa gaul? Padahal watak
kewibawaan seseorang pertama terlihat dari cara bicaranya.
B. Penggunaan
bahasa gaul dan bahasa Indonesia sesuai EYD
Anak muda
sekarang takut dibilang cupu yang artinya kuno, bergaul itu tanda seseorang
supel yang pandai berkomunikasi dengan siapa saja. Dalam bahasa gaul terdapat
banyak sekali kosakata baru yang pengartiannya tidak jelas atau mungkin
singkatan-singkatan beberapa kata serta plesetan dari kata baku. Contoh
beberapa kosakata bahasa gaul dapat
dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 1.1
Tabel
kosakata bahasa gaul
Meneketehe
|
Mana aku
tahu
|
Gaptek
|
Gagap
teknologi
|
Culun
|
Penampilan
kuno
|
Tajir
|
Orang kaya
|
Jadul
|
Jaman dulu
|
Cemen
|
Penakut
|
Songong
|
Belagu
|
Bokis
|
Bohong
|
Garing
|
Tidak lucu
|
Brondong
|
Lebih muda
|
Alasan remaja lebih
menyukai memakai bahasa gaul adalah karena seringnya mendengar kosakata dari
berbagai acara di televisi yang sebagian besar menggunakan bahasa gaul,
sementara itu
sejalan dengan perkembangan kognitifnya,
perkembangan bahasa remaja mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus
mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan dengan
topik-topik yang lebih kompleks.
Menurut Owen (dalam
Papalia, 2004) bahwa remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna
ganda. Mereka menyukai penggunaan metaphor, ironi, dan bermain dengan kata-kata
untuk mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan
ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku.
Perkembangan
bahasa gaul juga terdorong oleh psikososial remaja yang ingin mendapat
perhatian dan identitas diri karena biasanya remaja cenderung labil. remaja yang
ingin dianggap beken atau tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap
berbahasa gaul adalah keren.
Ejaan pertama bahasa Indonesia
adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru
besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan
pada tahun 1901 selama 46 tahun sampai tahun 1947. Pada ejaan ini
ada perbedaan beberapa huruf misalnya TJ adalah pengganti huruf C, OE pengganti
huruf U, J berarti Y, dan DJ berarti J. Kemudian pada tahun 1947 sampai dengan
1972 menggunakan Ejaan Republik yang merubah huruf OE menjadi U tapi huruf yang
lain masih tetap sama, dan tahun 1972 sampai sekarang telah menggunakan Ejaan
yang disempurnakan yang merubah huruf-huruf tidak baku pada ejaan Ophuijsen.
Ruang lingkup EYD mencakupi lima
aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf,
(3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5)
pemakaian tanda baca.
1.
Pemakaian huruf, seperti abjad, konsonan, vokal, pemenggalan, nama diri.
2.
Penulisan huruf, seperti huruf kapital untuk awal kalimat, nama diri, dan huruf miring
untuk bahasa asing.
3.
Penulisan kata, contohnya kata dasar, kata ulang, kata turunan, gabungan
kata, kata ganti, kata depan, kata sandang, partikel, sinonim dan akronim
4.
Penulisan unsur serapan yaitu mengindonesiakan bahasa asing.
5. Pemakaian tanda baca seperti titik di akhir
kalimat, koma untuk memenggal kata, tanda hubung, tanda tanya untuk kalimat
tanya, tanda seru untuk kalimat seru, dll.
Ciri-ciri
ragam bahasa baku yaitu, sebagai berikut.
- Digunakan dalam situasi formal,
wacana teknis, dan forum-forum resmi seperti seminar atau rapat.
- Memiliki kemantapan dinamis
artinya kaidah dan aturannya tetap dan tidak dapat berubah.
- Bersifat kecendekiaan, artinya
wujud dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa yang lain mengungkapkan
penalaran yang teratur.
- Memiliki keseragaman kaidah,
artinya kebakuan bahasa bukan penyamaan ragam bahasa, melainkan kesamaan
kaidah.
- Dari segi pelafalan, tidak
memperlihatkan unsur kedaerahan atau asing.
(Dikutip
dari buku Bahasa Indonesia Untuk
SMK/MAK Semua Program Keahliaan Kelas X, Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. 2008 :10)
C.
Kesimpulan
Bahasa adalah salah satu
identitas bangsa, bahasa Indonesia yang baik dan benar telah memudar dan remaja
sebagai penerus bangsa lebih menyukai bahasa gaul. Hal ini di takutkan akan
menjadi kebiasaan para remaja sehingga tidak dapat menempatkan diri dengan
siapa ia sedang berbicara, dalam forum apa dia berbicara. Hal ini tidak adapat
dibiarkan begitu saja pembimbingan dari orang tua dan guru dibutuhkan alam
keadaan ini agar bahasa Indonesia dengan EYD dapat berkembang dengan baik di
masyarakat Indonesia terutama para remaja.
D. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada penulis
adalah sebagai berikut
1.
Para remaja
harus lebih selektif dalam penyampaian kosakata.
2.
Anak sekolah
dari Sekolah Dasar harus lebih dibimbing oleh gurunya untuk mencintai bahasa
Indonesia.
3.
Remaja yang
cenderung labil harus diawasi oleh orang tua agar ia tidak terjerumus pada
tindakan gaul yang salah.
4.
Para remaja
silakan mengekspresikan dirinya tapi terbatas dengan kaidah dan norma, lebih
selektif dalam bergaul.
DAFTAR
PUSTAKA
http://kolom-inspirasi.blogspot.com.
2011.”Mengapa Banyak Remaja yang Menyukai Penggunaan Bahasa Alay” dalam
blogspot.com. Diunduh Minggu, 4 Desember 2011.
Kurni, ues. 2009. “Ejaan yang Disempurnakan”
dalam scribd.com. http://www.scribd.com/doc
/23761859/Makalah-Bahasa-Indonesia-EYD. Diunduh Minggu, 4 Desember 2011.
Urbanus, Doddy. 2009. “Bahasa Gaul dan
Solidaritas Kaum Muda” dalam Bahasa Kita. http://bahasakita.com/2009/06/13/bahasa-gaul-dan-solidaritas-kaum-muda/.
Diunduh Minggu, 4 Desember 2011.
Langganan:
Postingan (Atom)